Secret Cool Girl

Second and the last Meeting

Dan hari yang penuh pertanyaan itu pun berlalu. Hari ini juga Michiru pergi ke festival, tak dipungkiri salah satu alasan yang membuatnya datang adalah Takuya. Entahlah, sepertinya Michiru berharap bisa bertemu dengannya lagi.
Di sekolah.

“Sepertinya memang tak ada kebetulan yang datang dua kali,” keluh Michiru dalam hati. Ia tak menemukan Takuya.
Brukk! Seseorang menabrak Michiru, saputangannya pun terjatuh ke tanah.
“Ahh, Maaf …” serunya seraya menunduk lalu pergi. Michiru hanya diam, ia pun mengulurkan tangannya untuk mengambil saputangannya. Namun sebelum ia sempat meraihnya, seseorang mengambil saputangan itu dan memberikan padanya. “Ini…” serunya.
Michiru memandangnya, sesaat Michiru kaget. Ia Takuya, dan hari ini pun ia cosplay Itachi! “Ini tak mungkin…” pikirnya. (kebetulan lagi…)
“…Terima kasih…” ucap Michiru seraya membungkukkan badannya, lalu berniat untuk pergi meninggalkan Takuya.
“Eh tunggu…” serunya tiba-tiba. “Bisakah kau foto denganku?” ucapnya kemudian.
Michiru semakin tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. “Yang cosplay kan dia, kenapa malah meminta foto denganku?” tanyanya dalam hati.
Michiru hanya diam tak memberikan jawaban. (tapi dia juga ga meninggalkan tempat itu. Dudul ni)
Tak sabar menunggu jawaban Michiru, Takuya memanggil seseorang yang tengah berjalan di depan mereka.“Bisa kau foto kami berdua?” tanyanya.
“Ya…”
Takuya mendekati Michiru, berpose untuk di foto. Michiru hanya diam, tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
“Nona, bisakah kau sedikit tersenyum?” Tanya orang itu.
Dengan ragu Michiru mencoba tersenyum. Orang itu pun mengacungkan ibu jarinya.
“Ini, sudah…” ucapnya.
Takuya membungkukkan badan, tanda terima kasih. Ia pun memandang Michiru, “Tunggu sebentar, aku akan segera kembali,” serunya lalu berlari meninggalkan Michiru.

Michiru semakin tak mengerti, walau begitu ia tetap menunggu Takuya. Dan tak lama kemudian Takuya datang, ia berlari mendekat.
“Ini..” serunya dengan nafas terengah-engah seraya memberikan selembar foto.
“Ahh ini…” ucap Michiru lirih, ia melihat foto di tangannya. Foto yang baru saja mereka ambil. Michiru memandang Takuya, “Kenapa…?” Tanyanya lirih.
Takuya tersenyum, “Karena ini janji…” lanjutnya.
“Janji…?” Tanya Michiru bingung.
“Aku pernah menjanjikan itu padamu,. Tunggu, apa kau masih tak ingat juga? Kau lupa padaku,Michiru…”
“Ta..Takuya…”
“Akhirnya kau ingat aku. Fuuh, kupikir kau benar-benar telah lupa padaku…”
“Ingat. Aku ingat. Kau yang lupa…” ucap Michiru lirih. Takuya memandang Michiru.
“Kalau kau ingat, harusnya kemarin kau…”
“Itu sengaja. Aku ingin kau yang menyapaku, Michiru…” ucap Takuya seraya tersenyum.
Michiru hanya diam, namun dalam hati Michiru senang karena Takuya tidak melupakannya. Sesaat mereka terdiam.
“Haaah… Padahal susah payah aku datang kemari untuk menepati janji ini… tapi kau tetap saja tidak tersenyum. Kalau saja yang foto denganmu Itachi beneran, kau pasti akan tersenyum…” keluh Takuya.
“Suka… “
“Aku suka kok, kau sangat mirip dengan Itachi… Kau adalah Itachiku…” ucap Michiru seraya tersenyum. Takuya memandang Michiru tak percaya. Pandangan mereka beradu, seketika itu juga wajah mereka memerah.
“Ah… maksudku… kau sangat mirip dengan Itachi…” jawab Michiru terbata.
“Ahh, akhirnya kau tersenyum, Michiru…”
“Ahh… maksudmu?” Tanya Michiru
“Aku hanya ingin kau tersenyum…” jawab Takuya.
“………..” Michiru diam, wajahnya memerah dan jantungnya bedegup sangat kencang.
“Kau tahu Michiru, kau terlihat sangat cantik jika kau tersenyum...”
Michiru memandang Takuya, ia melihat wajah Takuya memerah.
“Maksudku, kau… kau harus lebih tersenyum…”
Michiru menganggukkan kepalanya lalu tersenyum, “Ya… aku janji…”
*****
Entahlah semenjak hari itu, Michiru terlihat lebih sering tersenyum. Tak ada yang tahu alasannya. (kecuali kita para pembaca, hehehe)
“Michiru, akhir-akhir ini kau sering tersenyum ya…” ucap Miyu.
Michiru menoleh,”Ah… masa…”
Miyu menggukkan kepalanya, tiba-tiba ia tersenyum penuh makna ,“Kau lagi fall ini love like a comic ya?” tanyanya kemudian.
“Ya, aku suka Itachi…” sahut Michiru seraya tersenyum.